Penyakit Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif langka yang mempengaruhi sistem saraf pusat, khususnya bagian otak yang dikenal sebagai hippocampus. Area otak ini terlibat dengan memori, fungsi kognitif, dan pembelajaran. Hal ini juga terlibat dalam Penyakit Alzheimer. Gejala Penyakit Alzheimer termasuk perubahan suasana hati, halusinasi, gangguan penilaian dan keterampilan pemecahan masalah, dan konsentrasi yang buruk.
Salah satu gejala pertama Alzheimer adalah kemampuan pasien untuk berpikir jernih. Namun, penyakit ini tidak memiliki gejala khusus yang terkait dengan penyakit atau penyakit tertentu. Seorang dokter mungkin memperhatikan seorang pasien yang menunjukkan tanda-tanda ini pada usia dini, seperti seorang anak di usia belasan tahun atau orang dewasa muda di usia akhir dua puluhan. Namun, gejalanya dapat terjadi di kemudian hari pada orang dewasa yang lebih dewasa.
Tes neuropsikologi sering dilakukan pada pasien yang didiagnosis dengan Penyakit Alzheimer, tetapi penting bagi mereka untuk dapat mengingat informasi. Tes ini dapat menunjukkan apakah pasien memiliki kemampuan untuk fokus pada saat ini. Mereka mungkin mengalami kesulitan mengingat hal-hal dari masa lalu atau dari berbagai bidang kehidupan mereka. Namun, gejala ini biasanya tidak hilang dengan sendirinya, meskipun dapat membaik seiring waktu. Pasien yang berada pada stadium lanjut penyakit sering mengalami masalah ingatan dan tidak dapat fokus pada apa pun yang terjadi di lingkungan.
Pemindaian MRI atau PET dapat menunjukkan perkembangan penyakit pada kemampuan mental pasien. MRI dapat menunjukkan jika otak seseorang sudah mulai menyusut. Namun, jika ada kerusakan sel-sel otak, ini tidak selalu konklusif.
Pemindaian MRI juga dapat menunjukkan perkembangan Penyakit Alzheimer pada pasien dengan keterbelakangan mental ringan. Beberapa orang dengan kondisi ini dapat melakukan tugas yang sama dengan mereka yang dapat berfungsi dengan fungsi kognitif normal. Namun, ada beberapa yang tidak bisa mengenali wajah dan mengenali warna. Mereka juga memiliki masalah dengan pendengaran, penglihatan, dan berbicara. Terkadang, gangguan ini disalahartikan sebagai Penyakit Alzheimer.
Fungsi emosional sangat penting dalam menangani pasien yang menderita Alzheimer. Para pasien harus belajar bagaimana mengelola emosi mereka dan bagaimana mengekspresikan diri mereka. Penting untuk bekerja dengan keluarga mereka untuk menetapkan tujuan yang realistis. dan harapan. Pasien harus mampu mempertahankan hubungan yang seimbang. Untuk mengurangi stres dan depresi, mereka dapat menghadiri kelompok pendukung untuk individu dengan kebutuhan serupa.

Pasien dengan Alzheimer akan sering mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan
Mereka sering mengalami kesulitan membuat keputusan tentang membeli mobil atau rumah atau mengelola uang. Penting bagi mereka untuk dapat mengelola aspek-aspek kehidupan ini, serta memiliki teman dan anggota keluarga yang dapat mereka andalkan.
Tidak ada obat untuk Penyakit Alzheimer, meskipun obat-obatan dapat memperlambat perkembangan penyakit. Namun, sebagian besar pasien dapat menjalani kehidupan yang cukup produktif. Mereka harus dapat berfungsi dengan cara yang terorganisir dan produktif. Penting bagi pasien untuk dapat mengikuti aktivitasnya dan mampu mengatur hidupnya sendiri.
Terapi Kognitif adalah salah satu cara paling efektif untuk menangani pasien Alzheimer. Pasien akan diajarkan untuk mengembangkan rutinitas baru untuk membantu mereka mengatasi aktivitas sehari-hari. Mereka akan diajarkan bagaimana menetapkan tujuan dan menggunakan strategi untuk mencapainya. Ini dapat mengajari mereka bagaimana menjadi lebih efisien dan sukses dengan tugas-tugas mereka di tempat kerja dan di rumah.
Penting bagi pasien untuk belajar mengidentifikasi penyebab tugas sehari-hari mereka dan mulai mengubahnya. Penting juga bagi mereka untuk belajar bagaimana tetap fokus dan termotivasi. Ini akan membantu mereka melewati hari-hari mereka tanpa merasa kewalahan atau frustrasi. Menghadapi gangguan seperti Alzheimer mengharuskan pasien harus belajar mengenali dan menangani hal-hal yang memicu kecemasan, seperti frustrasi, stres, dan kemarahan.
Penting bagi pasien untuk dapat berkomunikasi dengan orang yang dicintai tentang penyakitnya dan rutinitas sehari-harinya, serta mempelajari cara mengelola tugas sehari-harinya. Ketika seorang pasien tidak dapat menangani tugas sehari-harinya, orang yang dicintainya mungkin perlu ada untuk membimbingnya. Terapi Kognitif dan Terapi Fisik bersama-sama sangat efektif. Bekerja dengan orang yang dicintai pasien juga akan memungkinkan pasien untuk mengembangkan keterampilan sosial yang baik.
Terapi Kognitif sangat penting untuk kesejahteraan pasien secara keseluruhan. Dengan mempelajari cara mengelola pikiran dan mempelajari keterampilan mengatasi, pasien dapat menjalani hidup yang sehat dan bahagia. Alzheimer dapat dikendalikan.