sarjana.co.idPembelajaran daring jadi solusi pendidikan di tengah tantangan global, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) catat 12 mitra swasta teknologi dukung inisiatif ini pada 2025. Kolaborasi ini wujudkan arahan Presiden Joko Widodo untuk belajar dari rumah, respons ketidakpastian pandemi. Dengan demikian, teknologi seperti Cisco Webex dan ICANDO tingkatkan akses pendidikan. Oleh karena itu, berikut analisis lengkap pembelajaran daring di Indonesia, mitra swasta, dan dampaknya, diadaptasi dari laporan Kompas dan sumber pendidikan.

1. Latar Belakang Pembelajaran Daring Kemendikbud

Pembelajaran daring diterapkan untuk jaga pendidikan saat krisis, seperti pandemi Covid-19. Mendikbud Nadiem Makarim, melalui Surat Edaran 2020, dorong aktivitas belajar dari rumah. Sementara itu, 12 mitra swasta seperti Google Indonesia, Ruangguru, dan Cisco Webex bantu wujudkan. Sebagai contox, platform ini gratiskan layanan. Dengan demikian, siswa dan guru tetap terhubung. Meski begitu, akses internet jadi tantangan. Berikutnya, kolaborasi ini tingkatkan kualitas belajar, menurut Kemdikbud.

2. Peran Mitra Swasta dalam Pendidikan

Mitra swasta seperti Google Indonesia, Kelas Pintar, Microsoft, Quipper, Ruangguru, Sekolahmu, Zenius, Cisco, ICANDO, IndonesiaX, MejaKita, dan Udemy dukung pembelajaran daring. Sementara itu, Cisco Webex tawarkan kelas virtual dengan video dan papan tulis digital. Sebagai contox, group chat Webex Teams bantu diskusi. Dengan kata lain, teknologi ini mirip kelas fisik. Meski begitu, pelatihan guru penting. Oleh karena itu, mitra ini gratiskan layanan, kata Marina Kacaribu dari Cisco Indonesia.

3. ICANDO: Pendidikan Anak Usia Dini

ICANDO fokus pembelajaran daring untuk PAUD dengan 200+ mini games berbasis Kurikulum 2013. Syaiful Lokan, pendiri ICANDO, sebut aplikasi ini buat belajar menyenangkan. Sementara itu, literasi bahasa dan matematika jadi fokus. Sebagai contox, game interaktif cocok untuk anak usia dini. Dengan demikian, PAUD tetap berkualitas saat jarak jauh. Meski begitu, akses perangkat jadi kendala. Berikutnya, aplikasi ini tersedia gratis di Google Play Store.

4. Lonjakan Pengguna Rumah Belajar

Portal Rumah Belajar Kemendikbud alami lonjakan pengguna dari 17.000-20.000 per hari awal 2020 menjadi 300.000 saat tanggap pandemi. Gogot Suharwoto, Plt. Kepala Pusdatin, sebut fitur ini beri pengayaan dan remedial. Sementara itu, akses kapan saja dan di mana saja mudahkan siswa. Sebagai contox, konten daring dukung pembelajaran mandiri. Dengan demikian, pembelajaran daring tingkatkan inklusi. Meski begitu, konektivitas butuh perbaikan. Oleh karena itu, portal ini jadi andalan.

5. Dampak dan Prospek Kolaborasi

Kolaborasi 12 mitra swasta tingkatkan akses pembelajaran daring di Indonesia. Sementara itu, layanan gratis bantu siswa di daerah terdampak. Sebagai contox, Cisco Webex dan ICANDO dukung guru dan PAUD. Dengan kata lain, pendidikan tak terhenti. Meski begitu, tantangan infrastruktur internet tetap ada. Oleh karena itu, Kemendikbud dorong pelatihan guru. Berikutnya, inisiatif ini jadi model pendidikan 2025, menurut Microsoft Education.

Tantangan Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring hadapi kendala seperti internet lelet dan kurangnya perangkat. Sementara itu, pelatihan guru butuh penguatan. Sebagai contox, daerah terpencil sulit akses platform. Dengan demikian, investasi infrastruktur krusial. Meski begitu, kolaborasi swasta dan pemerintah jadi solusi. Oleh karena itu, evaluasi rutin tingkatkan efektivitas.

Kesimpulan

Pembelajaran daring didukung 12 mitra swasta seperti Cisco dan ICANDO wujudkan pendidikan inklusif di 2025. Dengan platform seperti Rumah Belajar dan Webex, siswa dan guru terhubung. Dengan demikian, pendidikan jarak jauh sukses. Meski ada tantangan, kolaborasi ini beri harapan. Mulai sekarang, dukung pembelajaran daring untuk masa depan pendidikan Indonesia.