sarjana.co.idTips lolos beasiswa GKS untuk S2 Korea Selatan ini langsung dari pengalaman Jane Rahel Limawan, alumnus Rekayasa Hayati ITB angkatan 2020 yang sukses tembus Global Korea Scholarship (GKS) jalur Embassy Track ke Pohang University of Science and Technology (POSTECH). Sebagai contoh, Jane lolos setelah 1 tahun persiapan intensif, meski gagal ronde sebelumnya. Oleh karena itu, dia bagikan kunci sukses: mulai dari dokumen hingga wawancara. Selain itu, GKS 2026 buka pendaftaran 15 September–30 September 2025 (Embassy) & 31 Oktober 2025 (University), dengan kuota Indonesia 30 orang Embassy + 68 University/R-GKS. Dengan demikian, peluang Embassy Track hanya 2 %, jadi persiapan matang krusial. Akibatnya, berikut 8 tips ala Jane untuk 2026 intake.

1. Mulai Persiapan Dokumen 6–12 Bulan Sebelum Deadline

Pertama, Jane sarankan cicil dokumen dari sekarang. Kedua, fokus personal statement (PS) dan study plan. Selanjutnya, tulis PS 1.000 kata yang reflektif: ceritakan latar belakang, motivasi kuliah Korea, kontribusi ke Indonesia. Keempat, study plan hubungkan minat riset dengan kebutuhan Korea (misal clean energy, sesuai POSTECH). Akhirnya, revisi 3–5 kali dengan mentor. Akibatnya, PS kuat tingkatkan peluang 40 %.

2. Kuatkan Surat Rekomendasi dari Dosen

Sementara itu, Jane tekankan rekomendasi dosen krusial. Sebagai contoh, pilih dosen yang kenal dekat, minta surat spesifik soal prestasi & potensi. Selain itu, berikan outline: prestasi riset, leadership, kontribusi kampus. Dengan demikian, surat jadi bukti kuat. Oleh karena itu, minta 2 surat: 1 akademik, 1 non-akademik (mentor industri). Akibatnya, rekomendasi meyakinkan juri.

3. Persiapan TOEFL/IELTS & TOPIK (Opsional Tapi Plus)

Meskipun TOEFL iBT 80+ atau IELTS 6.0 wajib, namun Jane sarankan skor 90–100 TOEFL. Pertama, latihan 3 bulan. Kedua, TOPIK level 3+ (opsional) tunjukkan minat Korea. Selanjutnya, sertifikat HSK jika Mandarin. Keempat, skor tinggi bikin CV standout. Akibatnya, lolos tahap awal lebih mudah.

4. Proposal Riset yang Relevan dengan Korea-Indonesia

Selanjutnya, proposal 1.000 kata jadi penentu. Sebagai contoh, Jane tulis riset hidrogen energy (sesuai POSTECH). Selain itu, hubungkan masalah Indonesia (energi terbarukan) dengan solusi Korea. Dengan demikian, tunjukkan dampak sosial. Oleh karena itu, baca guidelines NIIED. Akibatnya, proposal kuat naikkan ranking.

5. Latihan Wawancara & Simulasi

Sementara itu, wawancara Kedubes Korea (Oktober 2025) krusial. Pertama, latihan 2–3 minggu. Kedua, jawab pertanyaan: “Kenapa Korea?”, “Rencana kontribusi RI?”. Selanjutnya, rekam diri, evaluasi. Keempat, praktik bahasa Inggris. Akhirnya, Jane lolos karena tenang. Akibatnya, wawancara sukses 70 %.

6. Jaringan & Networking

Meskipun kompetitif, namun networking bantu. Pertama, join grup GKS Indonesia di Facebook/Telegram. Kedua, hubungi alumni ITB Korea. Selanjutnya, ikut webinar NIIED. Keempat, kontak profesor POSTECH. Akibatnya, dukungan eksternal tingkatkan peluang.

7. Komitmen Kembali ke Indonesia

Selanjutnya, GKS wajib kembali ke RI. Sebagai contoh, Jane komitmen riset energi di ITB. Selain itu, tunjukkan di PS. Dengan demikian, juri suka kandidat berkontribusi. Oleh karena itu, tulis rencana 5 tahun pasca-S2. Akibatnya, lolos lebih mudah.

8. Jangan Minder, Apply Banyak Beasiswa

Akhirnya, Jane bilang: “Apply GKS plus LPDP, Chevening, Fulbright.” Pertama, peluang naik. Kedua, pengalaman apply bantu. Selanjutnya, fokus GKS tapi cadangan. Akibatnya, 50 % alumni gagal pertama tapi lolos kedua.

Tips lolos beasiswa GKS ala Jane: Persiapan matang. Oleh karena itu, proposal kuat. Sebagai contoh, rekomendasi dosen. Selain itu, wawancara tenang. Dengan demikian, networking. Akibatnya, S2 Korea 2026!