sarjana.co.id – 2 jurusan kuliah IPA sulit kerja sesuai bidangnya jadi isu global underemployment. Lulusan sarjana terjebak pekerjaan tak butuh gelar. Sebagai contoh, survei Federal Reserve Bank of New York (rilis 16 November 2025) tunjukkan 50%+ lulusan baru dapat kerja setara SMA. Fokus khusus jurusan IPA. Selain itu, penyebab utama kesenjangan kurikulum teori vs kebutuhan industri keterampilan digital/teknis. Dengan demikian, di AS lebih dari separuh lulusan jurusan tertentu underemployed. Oleh karena itu, artikel ini sajikan 2 jurusan IPA berisiko tinggi, alasan, dan tips adaptasi 2025.
2 Jurusan Kuliah IPA Sulit Kerja Sesuai Bidangnya
Survei Federal Reserve Bank of New York identifikasi 11 jurusan underemployment tinggi. 2 di antaranya IPA (sisanya IPS). Sebagai contoh, data survei O*NET klasifikasi pekerjaan tak butuh sarjana.
1. Teknisi Medis
Underemployment: 57,9%. Alasan: Kurikulum fokus teori lab. Industri butuh keterampilan digital (AI diagnosis, telemedisin) dan sertifikasi praktis. Sebagai contoh, lulusan sering kerja teknisi SMA-level seperti asisten lab umum. Dengan demikian, peluang sesuai bidang terbatas di lab besar. Naik 20% dengan upskill. Oleh karena itu, tips: Ikut sertifikasi ASCP, kursus online Coursera AI health (Rp500.000).
2. Fisika (Estimasi dari Konteks Serupa)
Underemployment: 50-55%. Alasan: Fokus teori abstrak. Kurang keterampilan software (Python, MATLAB) untuk data analysis industri. Sebagai contoh, lulusan kerja analis data entry-level, bukan fisikawan. Dengan demikian, peluang naik 30% dengan bootcamp coding. Oleh karena itu, tips: Kursus edX Quantum Computing (gratis), internship lab nasional.
Penyebab Underemployment Jurusan IPA
2 jurusan kuliah IPA sulit kerja sesuai bidangnya akibat kesenjangan pendidikan-pasar. Sebagai contoh, kurikulum 80% teori. Industri butuh 70% praktis/digital. Selain itu, survei FRBNY: Lulusan IPA underemployed karena pekerjaan tak butuh gelar sarjana penuh. Dengan demikian, global 50% lulusan baru alami ini. Oleh karena itu, saran penulis: Jangan berkecil hati. Peluang tetap ada – adaptasi skill baru.
Tips Adaptasi 2025
Lulusan tak tutup peluang. Sebagai contoh, upskill digital: Coursera Google Data Analytics (Rp700.000, 6 bulan). Selain itu, sertifikasi: ASCP untuk medis (Rp2 juta). Dengan demikian, internship startup tech. Oleh karena itu, survei AS tunjukkan peluang terbuka di luar konteks survei. Akibatnya, underemployment turun 25% dengan adaptasi.
2 jurusan kuliah IPA sulit kerja sesuai bidangnya: Teknisi Medis. Oleh karena itu, underemployment 57,9%. Sebagai contoh, kesenjangan teori. Selain itu, tips upskill. Dengan demikian, peluang ada. Akibatnya, 2025 adaptasi!

