sarjana.co.id – Singapura bersiap meluncurkan Robotaxi Singapura 2026, layanan taksi tanpa sopir, pada awal 2026 di kawasan Punggol. Operator asal China, WeRide Inc. dan Pony AI Inc., bermitra dengan Grab Holdings Ltd. dan ComfortDelGro untuk menghadirkan kendaraan otonom di kota dengan pemetaan terbaik dunia. Uji coba dimulai September 2025, menandai langkah awal ride-hailing tanpa sopir di Asia Tenggara. Artikel ini mengulas detail layanan, rute, dan dampaknya bagi transportasi.

Uji Coba Robotaxi Singapura 2026

WeRide dan Grab akan mengoperasikan armada 11 kendaraan otonom di dua rute Punggol, masing-masing sepanjang 10 dan 12 kilometer. Uji coba dimulai September 2025, dengan target operasional penuh pada awal 2026. Sementara itu, Pony AI dan ComfortDelGro menyiapkan layanan di rute 12 kilometer, menunggu persetujuan regulasi. Otoritas Transportasi Darat (LTA) Singapura memastikan semua kendaraan memiliki operator keselamatan selama tahap awal. Untuk itu, Robotaxi Singapura 2026 menjanjikan transportasi inovatif dan aman.

Kemitraan Strategis

WeRide, yang telah mengoperasikan bus otonom di Resorts World Sentosa, bermitra dengan Grab untuk layanan bernama Ai.R (Autonomously Intelligent Ride). Pony AI, yang aktif di empat kota China, berkolaborasi dengan ComfortDelGro untuk Zig Driverless. Menurut Bloomberg, kemitraan ini menargetkan Punggol sebagai pusat uji coba, dengan rencana ekspansi ke wilayah lain. Dengan demikian, Robotaxi Singapura 2026 memperkuat posisi Singapura sebagai pusat inovasi transportasi di ASEAN.

Dampak pada Transportasi Umum

Kementerian Transportasi Singapura berencana mengintegrasikan Robotaxi Singapura 2026 ke jaringan transportasi umum. LTA menyebut layanan ini akan memangkas waktu tempuh hingga 15 menit di Punggol, menghubungkan warga ke pusat seperti One Punggol dan Punggol Coast Mall. Grab dan ComfortDelGro juga mendirikan akademi untuk melatih operator keselamatan dan manajer armada, menciptakan peluang kerja baru. Inisiatif ini mendukung visi Singapura untuk transportasi modern dan berkelanjutan.

Persaingan Global Robotaxi

Perusahaan China seperti WeRide, Pony AI, dan Apollo Go (Baidu Inc.) agresif berekspansi ke pasar global, termasuk Timur Tengah dan Eropa. Baidu bahkan berencana meluncurkan robotaxi di Singapura dan Malaysia pada 2025. Robotaxi Singapura 2026 menempatkan Singapura sebagai pelopor di Asia Tenggara, memanfaatkan peta jalan akurat dan regulasi ketat. Namun, kekhawatiran muncul terkait dampak pada profesi sopir, meski operator keselamatan tetap dibutuhkan dalam jangka pendek.

Tantangan dan Harapan

Meski menjanjikan, Robotaxi Singapura 2026 menghadapi tantangan seperti persetujuan regulasi dan penerimaan masyarakat. Uji coba awal akan menentukan keandalan teknologi otonom di lingkungan urban. Grab menargetkan harga layanan antara transportasi umum dan ride-hailing, menarik minat warga. Dengan persiapan matang, Singapura berpeluang menjadi model transportasi otonom global.

Kesimpulan

Robotaxi Singapura 2026 menandai era baru transportasi otonom melalui kemitraan WeRide-Grab dan Pony AI-ComfortDelGro. Dengan uji coba di Punggol mulai September 2025, layanan ini menawarkan efisiensi dan inovasi. Integrasi ke transportasi umum dan pelatihan tenaga kerja memperkuat dampak positifnya. Meski menghadapi tantangan regulasi, Robotaxi Singapura 2026 menempatkan Singapura sebagai pelopor teknologi di Asia Tenggara.

Kata: ~350